Takut akan TUHAN adalah permulaan pengetahuan, tetapi orang bodoh menghina hikmat dan didikan. (AMSAL 1:7) Tetapi carilah dahulu kerajaan Allah dan kebenarannya, maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu. (Matius 6: 33)
Cari Blog Ini
Jumat, 22 November 2013
Jujur dan Tulus
Mazmur 24 : 4 - 5 — “ Orang yang bersih tangannya dan murni hatinya, yang tidak menyerahkan dirinya kepada penipuan, dan yang tidak bersumpah palsu. Dialah yang akan menerima berkat dari TUHAN dan keadilan dari Allah yang menyelamatkan dia.”
Apa kriteria yang sering muncul dalam lowongan-lowongan kerja ?
Yang paling umum ada tiga, yaitu jenjang pendidikan, pengalaman dan batas usia. Ada beberapa lagi yang juga sering muncul yaitu sanggup bekerja sama secara tim dan bersedia ditempatkan dimanapun sesuai kebutuhan perusahaan, juga penguasaan beberapa kemampuan lain seperti menggunakan komputer dan bahasa. Seandainya saya membuka lowongan, maka yang akan saya jadikan syarat utama bukan itu semua melainkan jujur dan tulus. Mengapa ? Karena ini merupakan kualitas manusia yang semakin lama semakin langka.
Kejujuran dan ketulusan bukan lagi menjadi hal penting. Korupsi dan penipuan terjadi di setiap lini pekerjaan mulai dari atas sampai ke bawah. Orang pun tidak lagi tulus dalam mengerjakan sesuatu tapi pamrih. Hasil kerja tergantung bayaran, kalau tidak dibayar tidak dikerjakan, pendeknya semuanya tergantung uang. Selain langka, tulus dan jujur merupakan kualitas yang bagi saya tidak bisa dibeli dengan uang. Yang lain-lain bisa dipelajari seiring waktu.
Jaman sekarang orang yang jujur dan tulus justru dipandang aneh atau malah bodoh. Orang semakin cenderung berpikir pendek dan mementingkan urusan duniawi. Apa yang dikatakan Daud dahulu: "Orang bebal berkata dalam hatinya: "Tidak ada ALLAH." Busuk dan jijik perbuatan mereka, tidak ada yang berbuat baik." Mazmur 14 : 1, kini dilakukan semakin banyak. Orang tidak lagi memikirkan pertanggungjawaban kelak di hadapan TUHAN. Atau kalaupun tahu bahwa ALLAH itu ada, tetapi mereka mengira bahwa TUHAN tidak akan menghukum karena mereka menyalah artikan bentuk kasih dan kesabaran TUHAN yang besar dan panjang.
Bentuk ilusi rohani seperti inipun sudah disinggung dalam Alkitab. "Kamu menyusahi TUHAN dengan perkataanmu. Tetapi kamu berkata: "Dengan cara bagaimanakah kami menyusahi DIA?" Dengan cara kamu menyangka: "Setiap orang yang berbuat jahat adalah baik di mata TUHAN; kepada orang-orang yang demikianlah Ia berkenan atau jika tidak, di manakah ALLAH yang menghukum?" Maleakhi 2 : 17
Bukankah kita menyaksikan banyak orang dengan pola pikir seperti itu hari-hari ini ?
Orang yang bersih tangannya (jujur) dan murni hatinya (tulus), yang tidak tergoda pada kecurangan, itulah yang berkenan di hadapan TUHAN. Bersih tangannya, berarti menjauhi bentuk-bentuk penipuan, menjauhi kecurangan dan tidak gampang tergoda oleh keuntungan-keuntungan lewat jalan yang salah. Murni hati itu artinya hati tidak terkontaminasi/tercemar oleh berbagai motif-motif tersembunyi dalam melakukan sesuatu, tidak pamrih, tidak ada politik kepentingan dalam perbuatan, bersih hatinya. Kepada mereka-mereka yang seperti ini akan diganjar berkat juga akan diselamatkan dengan keadilan yang langsung berasal dari TUHAN. Inilah upah besar yang dijanjikan TUHAN bagi orang yang hidup jujur dan tulus.
Kasih dalam tingkatan seperti yang diinginkan TUHAN mengandung kebaikan-kebaikan yang mencakup kedua hal ini. Lihatlah rinciannya yang disampaikan Paulus. "Kasih itu sabar; kasih itu murah hati; ia tidak cemburu. Ia tidak memegahkan diri dan tidak sombong. Ia tidak melakukan yang tidak sopan dan tidak mencari keuntungan diri sendiri. Ia tidak pemarah dan tidak menyimpan kesalahan orang lain. Ia tidak bersukacita karena ketidakadilan, tetapi karena kebenaran. Ia menutupi segala sesuatu, percaya segala sesuatu, mengharapkan segala sesuatu, sabar menanggung segala sesuatu." 1 Korintus 13 : 4 - 7
Di dalam kasih itu ada bentuk-bentuk hidup dengan hati yang murni, penuh ketulusan dan kejujuran. Artinya jika kita mengaku hidup dalam kasih TUHAN, seharusnya kedua hal ini pun terpancar dari kehidupan kita. Bagaimana mungkin orang yang tidak jujur dan tidak tulus masih berani mengaku punya kasih dalam dirinya ? Dan bagaimana mungkin orang yang tidak memiliki kasih mengaku mengenal ALLAH ? "Barangsiapa tidak mengasihi, ia tidak mengenal ALLAH, sebab ALLAH adalah kasih." 1 Yohanes 4 : 8
Kita harus selalu ingat bahwa segala sesuatu itu berasal dari TUHAN. Kita tidak perlu takut kekurangan dan khawatir akan hari depan sehingga merasa harus melakukan tindakan-tindakan yang tidak jujur atau curang agar bisa hidup. Kita tidak perlu merasa iri melihat orang lain, dan harus bisa belajar untuk mendahulukan kepentingan orang lain ketimbang kepentingan diri sendiri. Yakobus mengingatkan "Sebab di mana ada iri hati dan mementingkan diri sendiri di situ ada kekacauan dan segala macam perbuatan jahat." Yakobus 3 : 16
Kita harus selalu menghindari berbuat curang yang mencermarkan hati kita. Ketahuilah bahwa meski mungkin kita berhasil mengelabui manusia, tapi TUHAN akan selalu melihat segala perbuatan kita. Dan Firman TUHAN berkata: "Dan tidak ada suatu makhlukpun yang tersembunyi di hadapan-NYA, sebab segala sesuatu telanjang dan terbuka di depan mata DIA, yang kepada-NYA kita harus memberikan pertanggungan jawab." Ibrani 4 : 13
Secara tegas TUHAN juga berfirman: "Seharusnya mereka merasa malu, sebab mereka melakukan kejijikan; tetapi mereka sama sekali tidak merasa malu dan tidak kenal noda mereka. Sebab itu mereka akan rebah di antara orang-orang yang rebah, mereka akan tersandung jatuh pada waktu mereka dihukum, firman TUHAN." Yeremia 8 : 12
Orang bisa saja menganggap bahwa TUHAN tidak menghukum mereka saat ini dan berpikir bahwa mereka aman dari hukuman. Orang-orang jahat ini bisa saja pintar dalam menipu manusia, atau menghamburkan uangnya untuk menyuap penegak hukum agar terlepas dari jerat hukum. Sekarang mungkin lepas, tapi pada suatu ketika nanti hukuman TUHAN itu tetap akan tiba biar bagaimanapun. Akan datang waktunya dimana semua harus dipertanggungjawabkan di hadapan TUHAN, dan disana tidak akan ada yang bisa berkelit lagi. Kepentingan sesaat di dunia fana diprioritaskan dengan sebuah hidup yang kekal ? Itu tentu sebuah pilihan yang sangat bodoh.
Dunia memang semakin lama semakin buruk, tetapi kita orang percaya tidak boleh ikut-ikutan seperti itu. Dunia semakin kekurangan orang-orang yang tulus dan jujur, kita harus menunjukkan bahwa umat-NYA yang ada di dunia ini bisa tampil beda dengan ketulusan dan kejujuran sebagai bagian dari kehidupan kekristenan yang sebenarnya.
Oleh karena itu jagalah agar kita bisa memiliki ketulusan hati dan kejujuran. Apapun alasannya, apapun resikonya, Belajarlah untuk senantiasa mempercayai TUHAN, mengasihi-NYA dan hidup sesuai kehendak-NYA. TUHAN menyediakan berkat-berkat bagi orang yang hidup dengan ketulusan, kejujuran dan kemurnian hati. "Berbahagialah orang yang suci hatinya, karena mereka akan melihat ALLAH." Matius 5 : 8
Ini janji TUHAN sendiri. "Sesungguhnya ALLAH itu baik bagi mereka yang tulus hatinya, bagi mereka yang bersih hatinya." Mazmur 73 : 1
Dunia boleh saja memandang anda dengan sinis, melihat anda sebagai mahluk aneh, mengolok-olok atau menertawakan kejujuran dan ketulusan sebagai suatu hal yang bodoh. Biarkanlah. Bukan apa kata manusia yang penting, tapi bagaimana TUHAN memandang hidup kita itulah yang penting. TUHAN menjanjikan berkat dan keadilan bagi orang-orang yang hidup dengan tangan yang bersih dan hati yang murni.
Nikmati kebaikan TUHAN lewat hidup yang kudus dimana ketulusan dan kejujuran berperan didalamnya. Keduanya merupakan bagian dari integritas yang wajib dimiliki anak-anak TUHAN. TUHAN sanggup memberkati anda berlimpah-limpah dan melindungi hidup setiap orang yang berjalan seturut kehendak-NYA tanpa anda harus menipu dan melakukan kejahatan untuk sukses.
Susahkah hidup jujur ? Secara teori mudah bagi kita untuk mengatakan tidak, tetapi pada prakteknya itu sulit. Orang yang jujur akan kehilangan banyak kesempatan karena tidak bisa mengikuti arus ditempatnya bekerja. Ada seorang teman yang karirnya mandek hanya gara-gara memilih hidup jujur. Ia menolak untuk ikut-ikutan menikmati sisa dana anggaran di sebuah instansi pemerintah. Masih mending kalau memang sisa, tapi sepanjang tahun mereka mempergunakan anggaran sekecil mungkin agar sisanya besar. Karena menolak ikut, ia pun dipinggirkan oleh rekan-rekan dan pimpinannya. Ini baru satu contoh kecil saja dari pola pikir tidak jujur yang terjadi dimana-mana.
Kita harus pintar mengikuti arus agar bisa bertahan pada posisi dalam karir, berbohong, menutupi kebenaran atau ikut melakukan penyelewengan. Semakin lama kejujuran semakin menjadi barang langka yang meski selalu diajarkan dimana-mana tetapi pada kenyataannya semakin dipinggirkan. Di mata dunia mungkin seperti itu, tetapi ingatlah bahwa kejujuran yang sekecil apapun memiliki nilai yang sangat tinggi di mata TUHAN.
Dalam konteks kekristenan, kejujuran adalah sesuatu yang harus dilakukan oleh orang percaya. Imbalan yang disediakan TUHAN bagi orang jujur bukan main besarnya. Lihatlah ayat ini: "Orang yang hidup dalam kebenaran, yang berbicara dengan jujur, yang menolak untung hasil pemerasan, yang mengebaskan tangannya, supaya jangan menerima suap, yang menutup telinganya, supaya jangan mendengarkan rencana penumpahan darah, yang menutup matanya, supaya jangan melihat kejahatan, dialah seperti orang yang tinggal aman di tempat-tempat tinggi, bentengnya ialah kubu di atas bukit batu; rotinya disediakan air minumnya terjamin." Yesaya 33 : 15 - 16
Lihatlah betapa besar nilai kejujuran di mata TUHAN. Mungkin di dunia ini kita bisa mengalami kerugian atau bahkan malah mendapat masalah karena memutuskan untuk berlaku jujur. Tetapi itu bukanlah masalah karena kelak dalam kehidupan selanjutnya yang kekal semua itu akan diperhitungkan sebagai kebenaran yang berkenan di hadapan ALLAH.
Dalam Mazmur 64 : 11 dikatakan: "Orang benar akan bersukacita karena TUHAN dan berlindung pada-NYA; semua orang yang jujur akan bermegah." Pada saat ini mungkin kita rugi akibat memutuskan untuk jujur, tetapi kelak pada saatnya kita akan bermegah dan bersyukur karena telah mengambil keputusan yang benar.
Bagaimana kalau kita harus menerima konsekuensi diperlakukan tak adil jika memilih jujur ? Anggaplah itu sebuah ujian. Seperti layaknya ujian, untuk menghadapinya memang bisa jadi berat. Tetapi keseriusan dan ketekunan kita dalam menghadapinya akan menentukan hasil akhir. Akan halnya ujian kejujuran, ada saat-saat dimana anda merasa diperlakukan tidak adil, sudah jujur malah disalahkan dan dirugikan. Hadapi ujian dengan tegar, tetap fokuskan pandangan jauh ke depan, kepada sebuah kehidupan abadi yang akan anda jalani kelak. Bukan apa yang fana di dunia ini yang penting melainkan seperti apa anda nantinya dalam penghakiman TUHAN.
Yakobus berkata: "Saudara-saudaraku, anggaplah sebagai suatu kebahagiaan, apabila kamu jatuh ke dalam berbagai-bagai pencobaan, sebab kamu tahu, bahwa ujian terhadap imanmu itu menghasilkan ketekunan. Dan biarkanlah ketekunan itu memperoleh buah yang matang, supaya kamu menjadi sempurna dan utuh dan tak kekurangan suatu apapun." Yakobus 1 : 2 - 4
Ujian akan menumbuhkan ketekunan, dan dari sana kita bisa menghasilkan buah-buah yang matang. Karakter kita akan disempurnakan lewat ujian-ujian itu. Ujian adalah kesempatan bagi kita untuk naik ke tingkatan yang lebih tinggi, dan karena itu seharusnya kita berbahagia ketika mendapat kesempatan untuk ujian. Buat sesaat kecurangan mungkin bisa memberi banyak keuntungan, tetapi itu semua hanyalah sesaat dan fana.
Untuk sebuah hidup yang kekal, kecurangan tidak akan pernah membawa keuntungan malah mendatangkan kerugian. Jangan lupa bahwa TUHAN sudah berkata bahwa DIA tidak akan menutup mata dari apapun yang kita lakukan dalam hidup kita. "Malah Ia mengganjar manusia sesuai perbuatannya, dan membuat setiap orang mengalami sesuai kelakuannya." Ayub 34 : 11. Baik atau tidak akan membawa ganjaran atau konsekuensinya sendiri. Baik atau tidak ganjaran yang kita terima akan tergantung dari bagaimana cara kita hidup.
Kalau jujur membuat anda menderita saat ini, bertahanlah. Firman TUHAN berpesan: "Lakukanlah segala sesuatu dengan tidak bersungut-sungut dan berbantah-bantahan" Filipi 2 : 14
Ini termasuk pula komitmen kita untuk tetap mempertahankan kejujuran dan kesetiaan dengan tidak mengeluh terhadap konsekuensi apapun yang kita alami di dunia ini. Mengapa demikian ? Sebab Firman TUHAN kemudian berkata: "supaya kamu tiada beraib dan tiada bernoda, sebagai anak-anak ALLAH yang tidak bercela di tengah-tengah angkatan yang bengkok hatinya dan yang sesat ini, sehingga kamu bercahaya di antara mereka seperti bintang-bintang di dunia." Filipi 2 : 15
Sebagai anak-anak ALLAH dan bukan anak-anak dunia sudah seharusnya kita menunjukkan kebenaran dan berani tampil beda. Kita tidak boleh ikut-ikutan arus sesat dari angkatan yang bengkok hatinya karena kita menyandang status sebagai anak-anak ALLAH. Pada akhirnya kita akan melihat bahwa perjuangan kita terhadap kejujuran tidak akan sia-sia. Muda atau tua, siapapun kita, peganglah prinsip kejujuran setinggi mungkin dan jangan gadaikan itu untuk alasan apapun.
Kepada anda yang masih muda, hal kejujuran pun sama pentingnya untuk dijalankan. Lihatlah pesan Paulus Kepada Timotius: "Jangan seorangpun menganggap engkau rendah karena engkau muda. Jadilah teladan bagi orang-orang percaya, dalam perkataanmu, dalam tingkah lakumu, dalam kasihmu, dalam kesetiaanmu dan dalam kesucianmu." 1 Timotius 4 : 12
Walaupun masih muda kita tetap dituntut untuk bisa menjadi teladan dalam segala hal. Kita hidup di dalam masyarakat yang mau menghalalkan segala cara, yang hidup dengan standar-standar ganda dan yang tidak lagi menghargai kebenaran dan kejujuran. Meski anda masih muda, mulailah menunjukkan nilai-nilai kejujuran dan kebenaran, jangan tukarkan itu dengan apapun, dan lihatlah pada saatnya nanti setiap orang jujur akan bersukacita memetik buahnya. Dunia boleh saja menolak kejujuran, di mata TUHAN sekecil apapun itu akan sangat berharga.
TUHAN YESUS Memberkati.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar