Kesaksian hidup, mulai terlepas dari alkohol,
diskotik dan judi, hidup yang diubahkan, dan mulai memberi diri dalam
pelayanan, sampai suatu saat dia mengalami kehilangan 2 anak
yang dia kasihi, tetapi itu tidak menjadi alasan untuk dia meninggalkan
pelayanan. Dengan kesaksian ini mengajarkan kita untuk dapat melihat,
apakah kita masih dikatakan setia dalam TUHAN atau tidak.
• Hidup yang lama
Selama bertahun2, sejak usia 20-an tahun sampai dengan menikah, saya
(YY) terikat dengan perjudian dan alkohol. Hal tersebut merupakan akibat
dari pergaulan dengan teman2 sebaya saya.
Di rumah, saya
adalah seorang anak yang baik. Tetapi di luar rumah, saya selalu berbuat
keonaran, di diskotik maupun di klub malam di Surabaya. Pada tahun 1993
saya berkenalan dengan wanita yang sekarang menjadi istri saya. Pada
tahun itu pula, kami berencana untuk melangsungkan pernikahan. Seluruh
keluarga menyarankan agar kami diberkati di gereja karena kami semua
sudah beragama Kristen. Setelah menikah, saya memang beribadah ke
gereja, tetapi sebenarnya saya tidak sungguh2. Kebiasaan minum alkohol
di klub malam sudah berhenti, tetapi karena saya tidak memunyai hobi
yang lain, maka hiburan satu2nya ialah bermain judi sepak bola.
• Pertobatan
Pada hari Jumat pagi di bulan November 1996, dalam perjalanan pergi ke
kantor saya pergi ke kios untuk membeli sebuah koran sepak bola. Tetapi
setelah tiba di kantor dan belum sempat membaca informasi juara2 sepak
bola, tiba2 seorang teman lama menelepon saya. Dahulu dia adalah kawan
main judi saya, namun sekarang dia telah bertobat dan memperingatkan
saya untuk meninggalkan kegiatan buruk itu, lalu mengikut KRISTUS dengan
sungguh-sungguh.
Sebenarnya, beberapa waktu lalu saya telah
berusaha meninggalkan kebiasaan yang tidak baik itu dan berubah menjadi
pria yang bertanggung jawab, namun saya tidak tahu bagaimana memulainya.
Ketika ia mengajak saya mengunjungi sebuah acara untuk berdoa dan
berpuasa, di sanalah YESUS menjamah hati saya. Sejak hari itu, YESUS
menolong saya agar terbebas dari perjudian dan saya mengikut TUHAN YESUS
dengan segenap hati.
• Hati buat jiwa-jiwa
Setelah saya
sungguh2 mengikut KRISTUS, pada pertengahan tahun 1996 seorang teman
mengajak saya ke sebuah pertemuan. Di sana saya belajar bagaimana harus
melayani TUHAN dengan penuh pengorbanan. YESUS pun membuat hati saya
semakin rindu membawa jiwa2 dari segala suku dan bahasa datang kepada
TUHAN.
Pada tahun itu juga, bukan saja TUHAN YESUS telah
menuntun saya untuk memulai sebuah toko yang baru dan berpisah dari
usaha keluarga, tetapi saya juga dapat menanggulangi seluruh hutang2
yang menumpuk yang diakibatkan oleh akumulasi dari bunga tinggi karena
krisis. Hanya sekitar 1 tahun, kami telah bebas dari seluruh hutang2
kami.
Pada tahun 1997, sebelum ibu saya dipanggil pulang oleh
BAPA di surga, bertahun2 lamanya ia berdoa untuk keselamatan saya.
Ternyata, masih sempat ia melihat doanya dikabulkan; saya anaknya yang
paling nakal itu telah berubah. Dalam perjalanan hidup berikutnya, saya
melihat bahwa setelah menyerahkan hidup sepenuhnya ke dalam tangan
TUHAN, YESUS selalu menyertai saya, sekalipun kami harus melewati
berbagai lembah penderitaan, baik di dalam keluarga maupun bisnis.
Pergumulan demi pergumulan adalah sarana TUHAN untuk membentuk saya
menjadi seorang pria yang tangguh dan sempurna.
• Liburan dengan anak2
Pada hari Sabtu tanggal 31 Maret 2001, saya dijemput oleh istri saya di
kantor untuk berakhir pekan bersama dengan ketiga anak2 kami serta
kedua pembantu kami ke salah satu hotel di Batu, Malang. Sesampainya di
sana, kami beristirahat sejenak, kemudian pada pukul 17.00, setelah
anak2 bangun dari tidur siang, saya mengajak mereka berenang di kolam
renang yang berada di hotel itu. Kolam tersebut sangat dalam bagi anak2,
sehingga mereka mengenakan pelampung di masing2 kedua tangan dan perut
mereka. Saya menemani putri kami yang pertama, I dan putri kami yang
kedua, E yang belum lama merayakan hari ulang tahunnya yang ke-5 untuk
berenang bersama.
• Tenggelam dalam kolam
Selesai
berenang, istri saya melepaskan pelampung yang dikenakan oleh anak2 dan
bersiap2 untuk memandikan mereka di tempat pembilasan yang jaraknya
hanya sekitar 3 meter dari kolam itu. Rupanya, tanpa sepengetahuan kami,
anak2 itu kembali terjun ke dalam kolam tanpa mengenakan pelampung.
Ketika kehilangan mereka, kami segera memanggil nama mereka dan mencoba
mencari di sekitar hotel itu. Hanya dalam hitungan menit, tiba2 istri
saya berteriak sambil menunjuk ke arah kolam. Kami melihat kedua anak
itu tenggelam di dasar kolam renang. Saya langsung meloncat dan terjun
ke dalam air untuk mengangkat kedua anak itu. Saya memerhatikan keadaan
tubuh mereka yang lunglai dan detak jantung mereka pun sangat lemah.
Saat berada di tepian, saya segera mengangkat kedua kaki anak itu ke
atas untuk mencoba mengeluarkan air yang memenuhi dada mereka.
• Anakku tidak dapat tertolong
Setelah berusaha mengadakan pertolongan pertama dan kelihatannya tidak
menunjukkan tanda2 perbaikan, maka dengan bantuan seorang petugas
keamanan hotel, kami melarikan kedua anak itu ke puskesmas terdekat.
Setelah para dokter memeriksa keadaannya dengan saksama, mereka
mengatakan kepada kami bahwa kedua anak yang sangat kami kasihi itu
sudah tidak dapat ditolong lagi. Saat itu, saya tidak dapat menahan air
mata lagi, dengan hati yang dipenuhi kesesakan dan bercampur
gundah-gulana, kami menangis. Setelah para dokter di puskesmas tersebut
menyatakan bahwa kedua anak kami benar2 telah tiada, malam itu juga kami
segera membawa mereka pulang ke Surabaya. Ketika kami berada di mobil,
kedua anak kami yang tak bernyawa itu ditidurkan telentang di mobil
bagian tengah bersama mainan mereka dan dijaga oleh istri saya. Anak
kami yang ketiga beserta kedua pembantu kami berada di bagian belakang.
Saya berada bagian paling depan bersama dengan salah seorang pegawai
hotel yang menolong kami mengemudikan mobil hingga ke Surabaya.
• Selama perjalanan pulang
Selama di perjalanan, YESUS menolong saya sehingga tidak sedikit pun
mulut saya mengeluarkan kata2 amarah kepada istri saya atau menuduh
kedua pembantu kami. Bahkan saya pun tidak menghujat TUHAN. Saat itu,
saya malah bisa bercakap2 dengan petugas hotel tersebut yang ternyata
seorang anak TUHAN juga. Ketika kami tiba di rumah sakit sekitar pukul
21.00, ternyata teman2 baik saya dan lebih dari seratus lima puluh orang
teman2 yang lain telah hadir memadati ruang ICU rumah sakit untuk
memberikan dukungan kepada kami. Di antara mereka, ada yang berdoa dan
meminta mukjizat agar anak2 itu hidup kembali, tetapi saya tahu, TUHAN
telah memilih untuk mengambil anak2 itu dari kami.
• Dirumah duka
Ketika anak kami disemayamkan di rumah duka, saya memandang kedua tubuh
mungil yang terbaring di dalam peti jenazah dan, saya tahu bahwa anak
yang manis dan lucu2 itu akan berpisah dari kami.
Tidak akan pernah ada lagi sambutan riang di rumah manakala saya pulang.
Tidak akan pernah ada lagi canda tawa manakala saya menggendong ketiga anak saya.
Saya tidak bisa lagi mengajar mereka seperti seorang guru sekolah minggu yang mengajak mereka bernyanyi.
Saya tidak bisa lagi mengajar mereka untuk takut kepada TUHAN setiap
malam, sebelum mereka berangkat ke peraduan. Saya sangat mengasihi
mereka lebih dari yang mereka tahu. Manakala musim liburan sekolah tiba,
saya selalu membawa mereka untuk berlibur. Sebenarnya, membawa turut
serta bepergian sangatlah merepotkan, tetapi sekalipun demikian saya
sangat bersukacita ketika bisa bersama2 dengan mereka.
Saat
mereka dipanggil oleh TUHAN, saya berdiri dan dengan tegar saya
mengatakan bahwa sekalipun hari ini perjalanan saya terhenti satu
langkah, namun saya akan berlari beribu2 langkah untuk mengikut YESUS
dan iblis tidak berhak menghentikan setiap langkah saya untuk melayani
dan mengasihi TUHAN.
Saat dilangsungkan kebaktian penghiburan
di rumah duka di Surabaya, semestinya kami harus menunjukkan kepada
mereka bahwa kami adalah orang yang sedang dirundung kesusahan dan duka,
tetapi saat itu YESUS memberikan penghiburan yang luar biasa kepada
kami, sehingga ketika saya diminta untuk memberikan kata2 sambutan, saya
malahan menyampaikan pesan2 penghiburan dan kalimat2 yang penguatan
kepada orang2 yang hadir. Bahkan, sebelum kedua anak kami dikebumikan,
saya tetap memberikan kata2 penghiburan dan mulut saya tetap memuliakan
nama TUHAN.
• Apapun terjadi saya tetap bersyukur
Apa
pun yang terjadi, saya akan selalu bersyukur dan berterima kasih kepada
TUHAN YESUS. Setelah peristiwa itu berlalu, saya tetap bersukacita dan
tetap teguh melayani TUHAN dengan penuh semangat. Saya sangat memercayai
bahwa KRISTUS yang saya ikuti itu memiliki rencana yang terindah bagi
kedua anak saya dan bagi kami sekeluarga. Saya pun sangat percaya bahwa
sejak saat itu kedua anak kami sudah masuk dalam hidup yang kekal
bersama dengan YESUS, dan suatu saat kami pasti bertemu dengan mereka di
dalam Kerajaan Surga.
Pada suatu hari, ketika saya sedang
mengikuti sebuah persekutuan bersama dengan istri saya dan anak kami
yang ketiga, kami bertemu dengan seorang hamba TUHAN yang baru kami
kenal. Pada saat ia berdoa untuk saya dan istri saya, ia memberikan
pesan kepada kami bahwa YESUS akan membuat kami "melintasi puncak bukit2
di bumi dengan kendaraan kemenangan". Lebih lanjut ia mengatakan bahwa
kami tidak perlu susah dan kami akan tetap hidup dalam sukacita.
Sejak itu kami selalu bersemangat untuk menyaksikan peristiwa itu
dimana2 dan kami merasakan bahwa dengan bertambahnya hari, selain tetap
setia melayani pekerjaan TUHAN, kami pun semakin mengasihi KRISTUS
sebagai satu2 ALLAH kami yang hidup.
TUHAN YESUS Memberkati.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar