Cari Blog Ini

Selasa, 05 Agustus 2014

HUJAN BERKAT


Yakobus 5:17-18 — “ Elia adalah manusia biasa sama seperti kita, dan ia telah bersungguh-sungguh berdoa, supaya hujan jangan turun, dan hujanpun tidak turun di bumi selama tiga tahun dan enam bulan. Lalu ia berdoa pula dan langit menurunkan hujan dan bumipun mengeluarkan buahnya.”
Alkisah ada seorang petani yang memiliki lumbung besar. Pada mulanya ia malas-malasan sehingga saat ia butuh, tidak ada apa-apa yang bisa diambil dari lumbungnya karena tidak pernah diisi dengan serius. Ia pun belajar dari kesalahan pertama dan kemudian rajin mengisi lumbungnya dengan hasil tani melimpah. Maka lumbung pun kemudian penuh. Tapi lumbung yang sudah penuh itu tetap saja tidak berfungsi apabila si petani tidak memiliki kunci pembuka pintu lumbung tersebut. Ada isi tapi tidak ada kunci untuk membukanya, itu hanya akan membuat sebanyak dan seberharga apapun isinya sia-sia, hanya akan menumpuk berdebu atau bahkan rusak tanpa pernah mendatangkan manfaat bagi sang pemilik.
Elia dikenal sebagai satu dari nabi besar. Ia juga sering disebut sebagai nabi 'api' dan nabi 'hujan' alias the rain maker. Banyak predikat yang disandang oleh nabi Elia. Tapi disamping itu pada dasarnya nabi Elia juga manusia biasa, sama seperti kita. Lantas kalau begitu apa yang membuatnya bisa luar biasa? Dalam ayat bacaan kita hari ini kita bisa melihat bahwa apa yang membuatnya luar biasa adalah kesungguhannya dalam berdoa. Hubungannya dengan ilustrasi singkat di atas adalah pentingnya membangun kehidupan doa yang sungguh-sungguh sebagai kunci untuk membuka tingkap-tingkap langit, menurunkan hujan berkat yang membuat kita berbuah subur.
Mari kita fokus lagi kepada ayat bacaan di atas dengan penekanan pada ayat 18, "Lalu ia berdoa pula dan langit menurunkan hujan, dan bumipun mengeluarkan buahnya.". Ada tiga kunci penting dari ayat ini yaitu "berdoa", "hujan" dan "buah".
Pertama, mari kita lihat hal lumbung yang kosong. Banyak orang mengira bahwa untuk memiliki atau mengisi lumbung adalah dengan menerima. Itu adalah konsep pemikiran yang terus ditanamkan oleh dunia. Bahkan ketika kita berbuat baik pun kita butuh imbalan atau balasan dari yang diberi agar lumbung kita bertambah asetnya. Tapi prinsip Kerajaan Surga bukanlah demikian. Kalau dunia berkata bahwa kita bertambah dengan menerima, prinsip Kerajaan berkata bahwa itu adalah lewat memberi. Memberi, bukankah itu berarti mengurangi apa yang kita punya? Secara duniawi mungkin saja, tapi kalau kita mengacu kepada ALLAH sebagai sumber dari segala sesuatu, maka kita tidak perlu ragu akan kekurangan ketika memberi dan melakukan berbagai kebajikan. Pertama, TUHAN YESUS sendiri sudah mengingatkan kita agar tidak mengumpulkan harta di dunia karena semua itu bisa rusak dalam sekejap mata baik oleh ngengat yang memakan, karat yang merusak dan pencuri yang menghilangkan apa yang sudah kita kumpulkan dengan susah payah. Ayatnya berbunyi seperti ini: "Janganlah kamu mengumpulkan harta di bumi; di bumi ngengat dan karat merusakkannya dan pencuri membongkar serta mencurinya. Tetapi kumpulkanlah bagimu harta di sorga; di sorga ngengat dan karat tidak merusakkannya dan pencuri tidak membongkar serta mencurinya." Matius 6:19-20
Apa yang dimaksud TUHAN YESUS dengan mengumpulkan harta di surga bukan hanya berbicara mengenai keselamatan kita semata, tapi itu akan juga berhubungan langsung dengan apa yang akan kita peroleh dalam perjalanan hidup di dunia ini. Mengumpulkan harta di surga artinya memberi dan menabur di dunia, bukan menimbun seperti cara mengumpul harta menurut pandangan kebanyakan orang. Kita harus terus membiasakan diri untuk memberi yang bukan secara sempit hanya berbicara mengenai materi melainkan lewat apapun yang bisa kita beri seperti waktu, tenaga, otak/pikiran atau talenta-talenta lainnya terutama yang sesuai dengan panggilan kita, sampai pada akhirnya kita bisa mencapai sebuah tingkatan seperti yang dikatakan YESUS KRISTUS sendiri, yaitu "Adalah lebih berbahagia memberi dari pada menerima." Kisah Para Rasul 20:35
Kita pun sudah diingatkan agar terus rindu untuk menabur bukan karena terpaksa melainkan dengan keikhlasan dan sukacita. "Camkanlah ini: Orang yang menabur sedikit, akan menuai sedikit juga, dan orang yang menabur banyak, akan menuai banyak juga. Hendaklah masing-masing memberikan menurut kerelaan hatinya, jangan dengan sedih hati atau karena paksaan, sebab ALLAH mengasihi orang yang memberi dengan sukacita." 2 Korintus 9:6-7
Akankah kita kekurangan jika memberi ? Tidak. TUHAN tidak berniat untuk membuat anda jatuh miskin dan memerintahkan anda untuk menghabiskan semua yang sudah dengan susah payah anda peroleh dengan diberi kepada orang lain. That's not what He meant. Sebaliknya, justru TUHAN akan membuat anda mengalami kepenuhan bahkan kelimpahan agar anda bisa terus menjadi saluran berkat kepada orang lain, siapapun mereka. Ayat berikut ini menyatakan hal itu dengan jelas: "Dan ALLAH sanggup melimpahkan segala kasih karunia kepada kamu, supaya kamu senantiasa berkecukupan di dalam segala sesuatu dan malah berkelebihan di dalam pelbagai kebajikan." 2 Korintus 9:8
Selain itu dalam Amsal dikakatan sebagai berikut: "Siapa memberi kepada orang miskin tak akan berkekurangan, tetapi orang yang menutup matanya akan sangat dikutuki." Amsal 28:27. Artinya jelas, TUHAN tidak hendak merampok kita tapi justru ingin membuka perbendaharaan-NYA kepada kita lewat sejauh mana kita menabur memberkati orang lain. Itu sama dengan mengumpulkan harta di surga, dimana tidak ada ngengat dan karat serta pencuri yang bisa merusaknya seperti yang sudah saya sebutkan sebelumnya.
Saya sudah beberapa kali menyampaikan mengenai hal memberi dalam hubungannya dengan turunnya berkat TUHAN, dan ada beberapa orang yang sulit menangkap esensinya. Seperti yang pernah saya kemukakan, ada sebuah penglihatan yang pernah diberikan TUHAN kepada saya beberapa waktu lalu. Bayangkan ada sebuah gelas kosong dan kemudian anda mulai tuangkan air ke dalamnya. Air tersebut tidak akan bisa mengalir membasahi area di luar gelas apabila gelasnya tidak terlebih dahulu mengalami kepenuhan. Untuk bisa melimpah keluar, air haruslah memenuhi gelas seutuhnya. Dan semakin banyak kucuran, semakin banyak pula area yang terkena aliran air ini sementara gelas akan tetap penuh. Ini adalah sebuah penglihatan yang sangat penting bagi saya dan sangat sederhana pula untuk dimengerti. Seperti itulah yang dimaksud TUHAN dengan ayat dalam 2 Korintus 9:8 dan Amsal 28:27 tadi.
TUHAN tidak akan menyengsarakan kita dan membuat kita kekurangan. Dengan memiliki hati yang rindu untuk terus memberi, memberkati lebih dan lebih banyak lagi orang, kita akan dicukupkan bahkan dikatakan berkelebihan, jauh dari kata kekurangan. Tapi ingatlah bahwa itu bukan berarti kita menyelewengkan kedua ayat ini demi kekayaan pribadi, menimbun harta seperti cara dunia, tetapi justru untuk dipakai menjadi saluran berkat bagi banyak orang.
Kalau kita sudah menyadari pentingnya hal memberi yang bukan didasari oleh iming-iming, imbalan atau agenda-agenda lainnya yang mengacu kepada keuntungan pribadi, kita juga harus mengetahui kunci agar lumbung yang sudah diisi tersebut bisa dimanfaatkan semaksimal mungkin demi kemuliaan TUHAN. Akan hal ini mari kita lihat pentingnya doa. Banyak orang yang keliru mengartikan doa. Ada yang terlalu sibuk bekerja sehingga menomorduakan bahkan melupakan berdoa sebagai sebuah kewajiban. Atau mungkin mereka sudah berdoa, tapi itu hanya dilakukan sebatas kebiasaan, rutinitas atau liturgi saja, dan bukan berasal dari kerinduan hati terdalam untuk mencari dan bersekutu erat dengan-NYA. Ada pula yang berdoa hanya karena tidak ingin masuk neraka atau bahkan takut dimarahi orang tua.
Waktu yang jumlahnya 24 jam berlaku untuk semua orang, tinggal bagaimana kita mengoptimalkan penggunannya saja yang akan membawa perbedaan. Benar, firman TUHAN berkata "Sebab, juga waktu kami berada di antara kamu, kami memberi peringatan ini kepada kamu: jika seorang tidak mau bekerja, janganlah ia makan." 2 Tesalonika 3:10
Tapi bekerja bukanlah segala-galanya. Mencari nafkah bukanlah satu-satunya hal yang bisa melengkapi kebutuhan kita. Selain memenuhi kebutuhan primer untuk bisa bertahan hidup, kita juga membutuhkan firman TUHAN. "Tetapi YESUS menjawab: "Ada tertulis: Manusia hidup bukan dari roti saja, tetapi dari setiap firman yang keluar dari mulut ALLAH." Matius 4:4
Bekerja itu bagus, tapi penting pula bagi kita untuk menentukan skala prioritas yang baik dan tidak mengorbankan hal yang tidak kalah pentingnya karena fokus hanya pada satu hal saja. Hidup yang terus menerus bekerja tapi tidak mempedulikan keluarga apalagi TUHAN tidak akan membawa hasil baik, melainkan berpotensi mendatangkan banyak kerugian yang seringkali tidak akan bisa diatasi dengan harta sebesar apapun. Kehidupan yang tidak disertai doa dan dibangun dalam doa tidak akan menghasilkan buah yang baik.
Mari kita lihat firman TUHAN berikut. "Jika kamu dengan sungguh-sungguh mendengarkan perintah yang kusampaikan kepadamu pada hari ini, sehingga kamu mengasihi TUHAN, ALLAHmu, dan beribadah kepada-NYA dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu, maka IA akan memberikan hujan untuk tanahmu pada masanya, hujan awal dan hujan akhir, sehingga engkau dapat mengumpulkan gandummu, anggurmu dan minyakmu, dan DIA akan memberi rumput di padangmu untuk hewanmu, sehingga engkau dapat makan dan menjadi kenyang." Ulangan 11:13-14
Ayat ini secara khusus mengatakan bahwa TUHAN selalu siap menurunkan hujan berkat kepada siapapun yang taat pada perkataan-NYA, mengasihi-NYA dan dengan sungguh-sungguh beribadah hanya kepada-NYA saja. Tidak kepada ilah-ilah lain, tidak pula kepada mamon alias dewa uang. Hujan berkat yang akan memampukan kita menghasilkan buah dengan berkelimpahan merupakan janji TUHAN kepada mereka yang bersungguh-sungguh taat, lalu bersungguh-sungguh beribadah dengan segenap hati dan jiwa. Bukan karena kebiasaan, bukan karena rutinitas, bukan simbolis apalagi hanya agar terlihat baik di mata orang, namun karena panggilan hati yang sungguh-sungguh dan kerinduan untuk mengasihi-NYA.
Inilah kunci yang bisa membuka pintu di tingkap-tingkap langit agar perbendaharaan-NYA sesuai apa yang sudah kita kumpulkan lewat perbagai kebajikan bisa tercurah atas kita. Janji lainnya disebutkan demikian: "TUHAN akan membuka bagimu perbendaharaan-NYA yang melimpah, yakni langit, untuk memberi hujan bagi tanahmu pada masanya dan memberkati segala pekerjaanmu, sehingga engkau memberi pinjaman kepada banyak bangsa, tetapi engkau sendiri tidak meminta pinjaman." Ulangan 28:12
Selanjutnya mari kita lihat kata 'berbuah'. Berbuah dengan subur bukan hanya berbicara mengenai berkat-berkat jasmani, tapi juga mengenai berkat-berkat rohani. Berbuah tidak hanya dalam pekerjaan, studi, tetapi juga dalam melakukan tugas atau pekerjaan TUHAN di dunia. Apakah pelayanan baik di gereja maupun di dunia nyata sudah disertai dengan doa yang sungguh-sungguh ? Ingatlah bahwa doa yang berasal dari orang benar dan dengan yakin diucapkan akan memiliki kuasa yang sangat besar. "Doa orang yang benar, bila dengan yakin didoakan, sangat besar kuasanya." Yakobus 5:16b
Berdoa dengan sungguh-sungguh yang berasal dari hati akan membuat TUHAN membuka perbendaharaan-NYA yang melimpah dari Surga untuk menurunkan hujan berkat-NYA ke atas kita. Itu adalah hujan yang akan membuat kita sanggup mengeluarkan buah-buah yang mampu memberkati banyak orang. Selain bekerja, janganlah melupakan untuk berdoa dengan sungguh-sungguh agar TUHAN berkenan melimpahkan hujan dari langit untuk kita.
Hal lainnya yang jangan sampai kita lupakan adalah jangan sampai kita mengelak dari memberikan persembahan perpuluhan ataupun persembahan lainnya dengan alasan apapun. TUHAN berkata seperti ini: "Bawalah seluruh persembahan persepuluhan itu ke dalam rumah perbendaharaan, supaya ada persediaan makanan di rumah-KU dan ujilah AKU, firman TUHAN semesta alam, apakah AKU tidak membukakan bagimu tingkap-tingkap langit dan mencurahkan berkat kepadamu sampai berkelimpahan." Maleakhi 3:10
Bagi saya sangatlah menarik bahwa dalam ayat ini TUHAN sampai mengatakan bahwa kita TUHAN ijinkan untuk menguji sendiri apakah DIA akan benar-benar membukakan tingkap langit dan mencurahkan perendaharaan-NYA kepada kita sampai berkelimpahan atau tidak. Kalau TUHAN sampai berkata bahwa kita boleh menguji sendiri, itu artinya hal persepuluhan bukanlah sesuatu yang main-main atau tidak terlalu penting. Pemberian perpuluhan akan membukakan tingkap-tingkap langit (windows of heaven, floodgates of heaven) dan mencurahkan berkat hingga berkelimpahan.
Elia adalah hanya manusia biasa yang sama seperti kita, yang punya kelemahan dan keterbatasan. Jika lewat Elia hujan bisa turun, maka hujan itu pun mampu turun atas kita sampai kita mengeluarkan buah, baik dalam pekerjaan, studi, kehidupan maupun pelayanan. Ingin memiliki pekerjaan, studi, hidup dan pelayanan yang berbuah? Sertailah kegiatan-kegiatan anda dengan doa yang sungguh-sungguh dan ketaatan akan firman-NYA yang diaplikasikan secara nyata dalam hidup. Kita harus ingat bahwa kita harus menimbun harta bukan di dunia melainkan di surga, lantas ingat pula bahwa doa yang sungguh-sungguh dengan motivasi yang benar merupakan kunci untuk bisa menerima segala yang terbaik dari perbendaharaan TUHAN dari tingkap-tingkap langit yang terbuka. TUHAN membuka tingkap-tingkap Surga untuk melimpahi anak-anak-NYA yang berdoa dengan sungguh-sungguh dan taat dengan hujan berkat, AMIN.
TUHAN YESUS Memberkati.

1 komentar:

  1. Harrah's Cherokee Casino & Hotel - Mapyro
    Get directions, reviews 전라남도 출장마사지 and information for Harrah's Cherokee Casino 세종특별자치 출장마사지 & 정읍 출장샵 Hotel in Cherokee, NC. River Valley Casino at Murphy/Chester 시흥 출장샵 Road, Murphy, 밀양 출장안마 NC 28719.

    BalasHapus