Cari Blog Ini

Sabtu, 02 November 2013

Kini ALLAH Membangkitkan Umat-NYA yang Berjalan Bersama-NYA



Kini ALLAH Membangkitkan Umat-NYA yang Berjalan Bersama-NYA


“ALLAH Membangkitkan Umat-NYA yang Berjalan Bersama-NYA, Seperti Henokh – Untuk Secara Alami Menjadi Supranatural dan Jatuh Cinta Dengan Surga.”

Yoel 2 : 28 — “ Kemudian dari pada itu akan terjadi, bahwa AKU akan mencurahkan ROH-KU ke atas semua manusia, maka anak-anakmu laki-laki dan perempuan akan bernubuat; orang-orangmu yang tua akan mendapat mimpi, teruna-terunamu akan mendapat penglihatan-penglihatan.”

Dalam doa saya baru-baru ini, saya bertanya pada TUHAN, “Seperti apakah anak TUHAN itu?” Dan TUHAN menjawab, “Henokh.” Lalu saya mulai mempelajari kisah hidup Henokh, dan meski tidak banyak hal yang diceritakan tentangnya dalam Alkitab, hal ini cukup mendorong kita untuk secara alami menjadi supranatural. Sebagai orang Kristen, kita tidak seharusnya memisahkan siapa kita sebenarnya dari apa yang kita kerjakan – kita adalah anak-anak ALLAH; apapun yang kita lakukan dalam hidup seharusnya mengalir dari tempat ini. Kita disebut bait suci-NYA ROH KUDUS; kitalah pembawa kemuliaan ALLAH.

Di kayu salib, perkataan terakhir TUHAN YESUS adalah, “…sudah selesai” (Yohanes 19 : 30). Di Yunani, secara harfiah frase ini berarti dibayar lunas. Dibayar lunas adalah istilah yang dipakai di dunia ekonomi pada jaman KRISTUS. Kekristenan tidak pernah dimaksudkan sebagai suatu peristiwa, melainkan sebagai suatu gaya hidup. Saat kita melihat kehidupan Henokh dengan mata yang baru, kita akan memahami dengan lebih jelas tugas kita di dunia ini : berjalan bersama TUHAN sebagai anak-anak-NYA.

• Apa Artinya Berjalan Bersama TUHAN dan Bagaimana Kita Dapat Melakukannya

Salah satu hal yang disebutkan tentang Henokh dalam Alkitab adalah bahwa ia “…bergaul dengan ALLAH…” (Kejadian 5:24). Saya yakin usaha terbesar Henokh adalah untuk bergaul dengan Sang Maha Tinggi. Persekutuan dengan ALLAH adalah gairah terbesarnya. Hal ini sangat terbalik dengan keadaan banyak orang di masa kini. Keberhasilan dalam Kerajaan tidak ditentukan dengan seberapa terkenalnya kita di bumi. Saya pernah mendengar Bill Johnson, Pastor Bethel Church di Redding, California, berkata, “Kita dikenal di Surga dan ditakuti di neraka.” Persahabatan dengan TUHAN – yaitu bergaul dengan-NYA – adalah hal yang penting di akhir jaman ini. Seberapa baik kita mengenal TUHAN harus menjadi pencarian setiap orang percaya. Identitas kita seharusnya tidak pernah ditentukan atas apa yang kita lakukan dalam hidup, atau bahkan apa yang kita lakukan bagi TUHAN. Identitas kita harus muncul dari hubungan kita dengan ALLAH BAPA kita.

• “Dan Henokh hidup bergaul dengan ALLAH, lalu ia tidak ada lagi, sebab ia telah diangkat oleh ALLAH.” – Kejadian 5 : 24

Kata bergaul dalam bahasa Ibrani adalah halak, yang berarti berjalan naik turun. Pengertiannya adalah bahwa Henokh telah berulang-kali mengunjungi Surga. Kini kita berada di musim dimana pintu Wahyu 4 : 1 — “ Kemudian dari pada itu aku melihat: Sesungguhnya, sebuah pintu terbuka di sorga dan suara yang dahulu yang telah kudengar, berkata kepadaku seperti bunyi sangkakala, katanya: Naiklah ke mari dan Aku akan menunjukkan kepadamu apa yang harus terjadi sesudah ini." telah dibuka dan undangannya masih tetap sama, “…Naiklah kemari.” Pernyataan ini sangat kontroversial, namun kini TUHAN membangkitkan umat yang hidup di dalam realita bahwa Surga kini adalah rumah mereka. Akan ada pewahyuan yang kita terima seperti yang Daud pernah katakan, “Aku ini orang asing di dunia…” (Mazmur 119 : 19).

Dalam iman mereka semua ini telah mati sebagai orang-orang yang tidak memperoleh apa yang dijanjikan itu, tetapi yang hanya dari jauh melihatnya dan melambai-lambai kepadanya dan yang mengakui, bahwa mereka adalah orang asing dan pendatang di bumi ini. Sebab mereka yang berkata demikian menyatakan, bahwa mereka dengan rindu mencari suatu tanah air. Dan kalau sekiranya dalam hal itu mereka ingat akan tanah asal, yang telah mereka tinggalkan, maka mereka cukup mempunyai kesempatan untuk pulang ke situ. Tetapi sekarang mereka merindukan tanah air yang lebih baik yaitu satu tanah air sorgawi. Sebab itu ALLAH tidak malu disebut ALLAH mereka, karena Ia telah mempersiapkan sebuah kota bagi mereka.” – Ibrani 11 : 13 - 16

Saat realita kekekalan menyentuh hati kita, kita takkan berpegang pada hal-hal yang sementara lagi. ALLAH kini membangkitkan sekumpulan orang yang memiliki hati Henokh. Berjalan bersama TUHAN dalam hal supranatural, jatuh cinta kepada Surga sehingga TUHAN berkata, “Karena engkau suka berada di sini, mengapa engkau tak tinggal saja disini?”

Di tengah kesibukan kita, Alkitab berkata “Diamlah dan ketahuilah, bahwa AKU-lah ALLAH.” (Mazmur 46:11). Saya mengajak anda untuk belajar menemukan keheningan di lingkungan apa saja. Saya mendapati perlunya memiliki momen-momen keheningan yang berharga, baik di tengah kegiatan yang sibuk, atau kerumunan orang. Dalam melakukan hal ini, saya tidak sedang menjangkau TUHAN yang bisa berada di mana saja, namun kepada ALLAH BAPA dan Sahabat-KU yang berdiam di dalam-KU. Suatu hubungan yang sejati dengan TUHAN menginspirasi orang-orang di sekitar kita; bukan sekedar dengan doktrin, namun dengan gairah kita.

• “Setelah Henokh hidup 65 tahun, Ia memperanakkan Metusalah.” – Kejadian 5:21

Dari ayat ini kita melihat bahwa Henokh memiliki anak, sehingga kita bisa menganggap bahwa ia memiliki isteri. Dalam kitab Yudas kita membaca bahwa ia adalah seorang nabi (Yudas 1 : 14). Henokh tidak bersembunyi di dalam gua. Ia memiliki tanggung jawab sebagai seorang ayah dan suami, namun demikian ia tetap mampu memiliki waktu untuk bergaul bersama TUHAN-nya. Kehidupan Henokh menjadi teladan dalam gaya hidup berdoa dan hal-hal yang ilahi, bukan sekedar mendengar Roh dalam lingkungan Kristen saja, namun bergaul di dalam Roh – dalam suatu sikap doa yang terus-menerus dengan satu telinga mengarah ke Surga..

Yesaya 50 berkata bahwa TUHAN mempertajam telinga kita setiap pagi. Persekutuan yang terus-menerus dengan ALLAH BAPA adalah mungkin, dan hal ini diinginkan oleh ALLAH BAPA. Tapi sering kita berkata, “Saya tidak punya waktu.” Hal yang TUHAN inginkan dari kita adalah waktu kita !!! Dalam Wahyu 3 : 18 — “ maka AKU menasihatkan engkau, supaya engkau membeli dari pada-KU emas yang telah dimurnikan dalam api, agar engkau menjadi kaya, dan juga pakaian putih, supaya engkau memakainya, agar jangan kelihatan ketelanjanganmu yang memalukan; dan lagi minyak untuk melumas matamu, supaya engkau dapat melihat.'

TUHAN YESUS berkata untuk membeli dari-NYA emas yang telah dimurnikan dalam api. Menariknya, TUHAN YESUS berkata untuk membeli dari-NYA. Lalu pertanyaannya, “Berapakah harga emas tersebut?” Seorang teman saya menanyakan hal ini kepada TUHAN dan IA menjawab, “Seharga hidupmu, namun saat ini AKU menginginkan waktumu.” Menurut Matius 6:6, sangatlah penting untuk pergi ke suatu tempat tersendiri untuk memiliki waktu sendirian bersama TUHAN.

Smith Wigglesworth berkata, “Saya tidak berdoa >15 menit, namun saya tidak melangkah >15 menit tanpa berdoa.” Ketika pengertian akan doa menjadi lebih dari sekedar persekutuan dengan TUHAN – ALLAH BAPA dan Sahabat kita – berdoa takkan lagi menjadi tugas kita sebagai orang Kristen, melainkan sebuah hak istimewa dan keinginan terdalam dari hati kita. Teknologi modern baik, namun dapat menjadi gangguan bagi kesederhanaan pengabdian kita kepada ALLAH.

• Kita Harus Bersedia Mengijinkan ROH KUDUS untuk Memisahkan Kita

Terakhir, Henokh berarti dipersembahkan atau dikhususkan. Jika kita ingin bergaul dengan TUHAN seperti Henokh, kita harus bersedia mengijinkan ROH KUDUS utk memisahkan kita. Baru-baru ini saya bermimpi dimana seorang pria yang saya kenal sebagai suara suara profetik bertanya, “Apakah engkau ingin mengetahui kunci lawatan?” Katanya, “Siapakah yang boleh naik ke atas gunung TUHAN?” Dengan segera roh saya menjawab, “Orang yang bersih tangannya dan murni hatinya.”

Lalu pria itu menatap saya dan berkata, “Dalam ketenangan dan keheningan.” Saat kita menenangkan diri kita di hadapan TUHAN dan menantikan kehadiran-NYA, ROH KUDUS-NYA akan mulai melepaskan sifat asli-NYA ke dalam diri kita. Kekudusan bukanlah sebuah kata yang buruk. Kekudusan adalah menjadi seperti KRISTUS. Kekudusan bukan berbicara tentang apa yang anda lakukan dan tidak lakukan – ataupun sekumpulan aturan. Di luar dari hubungan kita dengan KRISTUS, kita akan mulai mempelajari apa yang disukai dan dibenci-NYA; lalu kita memilih karena kasih dan melakukan hal-hal yang IA sukai.

Saat kita belajar berdiam di dalam hadirat TUHAN, kemuliaan-NYA akan mulai tinggal di atas kita. Para pemimpin di Yerusalem menganggap Petrus dan Yohanes orang biasa yang tidak terpelajar, namun ketika mereka mendengar keduanya berbicara – mereka tahu bahwa kedua orang itu adalah pengikut TUHAN YESUS KRISTUS.
Kisah Para Rasul 4 : 13 — “ Ketika sidang itu melihat keberanian Petrus dan Yohanes dan mengetahui, bahwa keduanya orang biasa yang tidak terpelajar, heranlah mereka; dan mereka mengenal keduanya sebagai pengikut YESUS."

Ketika menghabiskan waktu bersama YESUS KRISTUS, hadirat-NYA menyertai kita. Para malaikat menyukai hadirat TUHAN, dan jika anda adalah seorang pembawa kemuliaan-NYA, mereka pun akan mengelilingi anda. Mereka yang bergaul dengan TUHAN mengubah atmosfir kemana pun mereka pergi, hanya dengan kehadiran mereka saja.

Charles Finney pernah memasuki suatu pabrik dan para pekerja rebah dan berseru, “Apa yang harus kami lakukan agar dapat diselamatkan?” Realita kehadiran dan kemuliaan TUHAN kini dilepaskan bagi Gereja. Mata kita kini terbuka untuk melihat bagaimana cahaya kemuliaan TUHAN yang berdiam atas kita mempengaruhi dunia di sekitar kita.

“Kepada mereka ALLAH mau memberitahukan, betapa kaya dan mulianya rahasia itu di antara bangsa-bangsa lain, yaitu: KRISTUS ada di tengah-

Tidak ada komentar:

Posting Komentar