Cari Blog Ini

Sabtu, 02 November 2013

Pertobatan, pelayanan dan kehilangan 2 anak, tetapi tetap setia

Kesaksian hidup, mulai terlepas dari alkohol, diskotik dan judi, hidup yang diubahkan, dan mulai memberi diri dalam pelayanan, sampai suatu saat dia mengalami kehilangan 2 anak yang dia kasihi, tetapi itu tidak menjadi alasan untuk dia meninggalkan pelayanan. Dengan kesaksian ini mengajarkan kita untuk dapat melihat, apakah kita masih dikatakan setia dalam TUHAN atau tidak.

• Hidup yang lama
Selama bertahun2, sejak usia 20-an tahun sampai dengan menikah, saya (YY) terikat dengan perjudian dan alkohol. Hal tersebut merupakan akibat dari pergaulan dengan teman2 sebaya saya.

Di rumah, saya adalah seorang anak yang baik. Tetapi di luar rumah, saya selalu berbuat keonaran, di diskotik maupun di klub malam di Surabaya. Pada tahun 1993 saya berkenalan dengan wanita yang sekarang menjadi istri saya. Pada tahun itu pula, kami berencana untuk melangsungkan pernikahan. Seluruh keluarga menyarankan agar kami diberkati di gereja karena kami semua sudah beragama Kristen. Setelah menikah, saya memang beribadah ke gereja, tetapi sebenarnya saya tidak sungguh2. Kebiasaan minum alkohol di klub malam sudah berhenti, tetapi karena saya tidak memunyai hobi yang lain, maka hiburan satu2nya ialah bermain judi sepak bola.

• Pertobatan
Pada hari Jumat pagi di bulan November 1996, dalam perjalanan pergi ke kantor saya pergi ke kios untuk membeli sebuah koran sepak bola. Tetapi setelah tiba di kantor dan belum sempat membaca informasi juara2 sepak bola, tiba2 seorang teman lama menelepon saya. Dahulu dia adalah kawan main judi saya, namun sekarang dia telah bertobat dan memperingatkan saya untuk meninggalkan kegiatan buruk itu, lalu mengikut KRISTUS dengan sungguh-sungguh.

Sebenarnya, beberapa waktu lalu saya telah berusaha meninggalkan kebiasaan yang tidak baik itu dan berubah menjadi pria yang bertanggung jawab, namun saya tidak tahu bagaimana memulainya. Ketika ia mengajak saya mengunjungi sebuah acara untuk berdoa dan berpuasa, di sanalah YESUS menjamah hati saya. Sejak hari itu, YESUS menolong saya agar terbebas dari perjudian dan saya mengikut TUHAN YESUS dengan segenap hati.

• Hati buat jiwa-jiwa
Setelah saya sungguh2 mengikut KRISTUS, pada pertengahan tahun 1996 seorang teman mengajak saya ke sebuah pertemuan. Di sana saya belajar bagaimana harus melayani TUHAN dengan penuh pengorbanan. YESUS pun membuat hati saya semakin rindu membawa jiwa2 dari segala suku dan bahasa datang kepada TUHAN.

Pada tahun itu juga, bukan saja TUHAN YESUS telah menuntun saya untuk memulai sebuah toko yang baru dan berpisah dari usaha keluarga, tetapi saya juga dapat menanggulangi seluruh hutang2 yang menumpuk yang diakibatkan oleh akumulasi dari bunga tinggi karena krisis. Hanya sekitar 1 tahun, kami telah bebas dari seluruh hutang2 kami.

Pada tahun 1997, sebelum ibu saya dipanggil pulang oleh BAPA di surga, bertahun2 lamanya ia berdoa untuk keselamatan saya. Ternyata, masih sempat ia melihat doanya dikabulkan; saya anaknya yang paling nakal itu telah berubah. Dalam perjalanan hidup berikutnya, saya melihat bahwa setelah menyerahkan hidup sepenuhnya ke dalam tangan TUHAN, YESUS selalu menyertai saya, sekalipun kami harus melewati berbagai lembah penderitaan, baik di dalam keluarga maupun bisnis. Pergumulan demi pergumulan adalah sarana TUHAN untuk membentuk saya menjadi seorang pria yang tangguh dan sempurna.

• Liburan dengan anak2
Pada hari Sabtu tanggal 31 Maret 2001, saya dijemput oleh istri saya di kantor untuk berakhir pekan bersama dengan ketiga anak2 kami serta kedua pembantu kami ke salah satu hotel di Batu, Malang. Sesampainya di sana, kami beristirahat sejenak, kemudian pada pukul 17.00, setelah anak2 bangun dari tidur siang, saya mengajak mereka berenang di kolam renang yang berada di hotel itu. Kolam tersebut sangat dalam bagi anak2, sehingga mereka mengenakan pelampung di masing2 kedua tangan dan perut mereka. Saya menemani putri kami yang pertama, I dan putri kami yang kedua, E yang belum lama merayakan hari ulang tahunnya yang ke-5 untuk berenang bersama.

• Tenggelam dalam kolam
Selesai berenang, istri saya melepaskan pelampung yang dikenakan oleh anak2 dan bersiap2 untuk memandikan mereka di tempat pembilasan yang jaraknya hanya sekitar 3 meter dari kolam itu. Rupanya, tanpa sepengetahuan kami, anak2 itu kembali terjun ke dalam kolam tanpa mengenakan pelampung. Ketika kehilangan mereka, kami segera memanggil nama mereka dan mencoba mencari di sekitar hotel itu. Hanya dalam hitungan menit, tiba2 istri saya berteriak sambil menunjuk ke arah kolam. Kami melihat kedua anak itu tenggelam di dasar kolam renang. Saya langsung meloncat dan terjun ke dalam air untuk mengangkat kedua anak itu. Saya memerhatikan keadaan tubuh mereka yang lunglai dan detak jantung mereka pun sangat lemah. Saat berada di tepian, saya segera mengangkat kedua kaki anak itu ke atas untuk mencoba mengeluarkan air yang memenuhi dada mereka.

• Anakku tidak dapat tertolong
Setelah berusaha mengadakan pertolongan pertama dan kelihatannya tidak menunjukkan tanda2 perbaikan, maka dengan bantuan seorang petugas keamanan hotel, kami melarikan kedua anak itu ke puskesmas terdekat. Setelah para dokter memeriksa keadaannya dengan saksama, mereka mengatakan kepada kami bahwa kedua anak yang sangat kami kasihi itu sudah tidak dapat ditolong lagi. Saat itu, saya tidak dapat menahan air mata lagi, dengan hati yang dipenuhi kesesakan dan bercampur gundah-gulana, kami menangis. Setelah para dokter di puskesmas tersebut menyatakan bahwa kedua anak kami benar2 telah tiada, malam itu juga kami segera membawa mereka pulang ke Surabaya. Ketika kami berada di mobil, kedua anak kami yang tak bernyawa itu ditidurkan telentang di mobil bagian tengah bersama mainan mereka dan dijaga oleh istri saya. Anak kami yang ketiga beserta kedua pembantu kami berada di bagian belakang. Saya berada bagian paling depan bersama dengan salah seorang pegawai hotel yang menolong kami mengemudikan mobil hingga ke Surabaya.

• Selama perjalanan pulang
Selama di perjalanan, YESUS menolong saya sehingga tidak sedikit pun mulut saya mengeluarkan kata2 amarah kepada istri saya atau menuduh kedua pembantu kami. Bahkan saya pun tidak menghujat TUHAN. Saat itu, saya malah bisa bercakap2 dengan petugas hotel tersebut yang ternyata seorang anak TUHAN juga. Ketika kami tiba di rumah sakit sekitar pukul 21.00, ternyata teman2 baik saya dan lebih dari seratus lima puluh orang teman2 yang lain telah hadir memadati ruang ICU rumah sakit untuk memberikan dukungan kepada kami. Di antara mereka, ada yang berdoa dan meminta mukjizat agar anak2 itu hidup kembali, tetapi saya tahu, TUHAN telah memilih untuk mengambil anak2 itu dari kami.

• Dirumah duka
Ketika anak kami disemayamkan di rumah duka, saya memandang kedua tubuh mungil yang terbaring di dalam peti jenazah dan, saya tahu bahwa anak yang manis dan lucu2 itu akan berpisah dari kami.

Tidak akan pernah ada lagi sambutan riang di rumah manakala saya pulang.
Tidak akan pernah ada lagi canda tawa manakala saya menggendong ketiga anak saya.
Saya tidak bisa lagi mengajar mereka seperti seorang guru sekolah minggu yang mengajak mereka bernyanyi.

Saya tidak bisa lagi mengajar mereka untuk takut kepada TUHAN setiap malam, sebelum mereka berangkat ke peraduan. Saya sangat mengasihi mereka lebih dari yang mereka tahu. Manakala musim liburan sekolah tiba, saya selalu membawa mereka untuk berlibur. Sebenarnya, membawa turut serta bepergian sangatlah merepotkan, tetapi sekalipun demikian saya sangat bersukacita ketika bisa bersama2 dengan mereka.

Saat mereka dipanggil oleh TUHAN, saya berdiri dan dengan tegar saya mengatakan bahwa sekalipun hari ini perjalanan saya terhenti satu langkah, namun saya akan berlari beribu2 langkah untuk mengikut YESUS dan iblis tidak berhak menghentikan setiap langkah saya untuk melayani dan mengasihi TUHAN.

Saat dilangsungkan kebaktian penghiburan di rumah duka di Surabaya, semestinya kami harus menunjukkan kepada mereka bahwa kami adalah orang yang sedang dirundung kesusahan dan duka, tetapi saat itu YESUS memberikan penghiburan yang luar biasa kepada kami, sehingga ketika saya diminta untuk memberikan kata2 sambutan, saya malahan menyampaikan pesan2 penghiburan dan kalimat2 yang penguatan kepada orang2 yang hadir. Bahkan, sebelum kedua anak kami dikebumikan, saya tetap memberikan kata2 penghiburan dan mulut saya tetap memuliakan nama TUHAN.

• Apapun terjadi saya tetap bersyukur
Apa pun yang terjadi, saya akan selalu bersyukur dan berterima kasih kepada TUHAN YESUS. Setelah peristiwa itu berlalu, saya tetap bersukacita dan tetap teguh melayani TUHAN dengan penuh semangat. Saya sangat memercayai bahwa KRISTUS yang saya ikuti itu memiliki rencana yang terindah bagi kedua anak saya dan bagi kami sekeluarga. Saya pun sangat percaya bahwa sejak saat itu kedua anak kami sudah masuk dalam hidup yang kekal bersama dengan YESUS, dan suatu saat kami pasti bertemu dengan mereka di dalam Kerajaan Surga.

Pada suatu hari, ketika saya sedang mengikuti sebuah persekutuan bersama dengan istri saya dan anak kami yang ketiga, kami bertemu dengan seorang hamba TUHAN yang baru kami kenal. Pada saat ia berdoa untuk saya dan istri saya, ia memberikan pesan kepada kami bahwa YESUS akan membuat kami "melintasi puncak bukit2 di bumi dengan kendaraan kemenangan". Lebih lanjut ia mengatakan bahwa kami tidak perlu susah dan kami akan tetap hidup dalam sukacita.

Sejak itu kami selalu bersemangat untuk menyaksikan peristiwa itu dimana2 dan kami merasakan bahwa dengan bertambahnya hari, selain tetap setia melayani pekerjaan TUHAN, kami pun semakin mengasihi KRISTUS sebagai satu2 ALLAH kami yang hidup.


TUHAN YESUS Memberkati.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar